Senin, 13 Desember 2010

Membuat Preparat Segar

Kegiatan di laboratorium terkait penelitian mikroskopik terkadang memerlukan kegiatan-kegiatan melalui penggunaan mikroskop. Salah satunya pembuatan preparat segar. berikut ini pembuatan preparat segar yang saya sarankan.


Selamat Mencoba......
PENGGUNAAN MULTIMEDIA SECARA TUTORIAL DAN PRESENTASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA KONSEP SISTEM PERTAHANAN TUBUH

tenten_hermawansyah@yahoo.com

ULASAN
Penguasaan konsep sistem pertahanan tubuh siswa dinyatakan berbeda  signifikan antara kelas tutorial dan presentasi. Hasilnya menunjukan bahwa penguasaan konsep siswa kelas tutorial lebih tinggi dibandingkan kelas presentasi. Perlakuan yang diberikan juga menunjukan adanya perbedaan signifikan  terhadap keterampilan proses sains. Rata-rata gain yang diperoleh pada kelas presentasi lebih besar dibandingkan rata-rata gain pada kelas tutorial. Kemampuan komunikasi yang diukur menunjukan tidak adanya perbedaan pada kedua kelas tersebut. Lain halnya dengan keterampilan menerapkan konsep, pada keterampilan ini uji statistik menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Perbedaannya terletak pada gain kedua kelas tersebut. Gain keterampilan prediksi pada kelas presentasi lebih tinggi dibandingkan pada kelas tutorial. Respon dari guru pengajar cukup positif. Hanya saja setiap guru pengajar memiliki cara mengajar tersendiri, sehingga metode yang ditawarkan oleh peneliti tidak sepenuhnya disetujui akan membawa perubahan yang berarti terhadap pembelajaran, khususnya terhadap penguasaan konsep dan keterampilan proses sains. Respon yang diberikan siswa pun pada umumnya positif pada kedua kelas perlakuan. Meskipun demikian respon positif terhadap metode tutorial lebih tinggi dibandingkan dengan metode presentasi


SARAN-SARAN
1.    Saran untuk sekolah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada sekolah penelitian untuk mata pelajaran biologi adalah 80. Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasilnya tidak dapat mencapai hal tersebut. Dengan demikian perlu adanya pengembangan lebih lanjut agar hasil yang didapatkan mencapai KKM ditentukan. Saran untuk sekolah diantaranya adalah harus mampu mengoptimalkan fasilitas yang ada disekolah.

2.    Saran untuk guru
Penggunaan multimedia dapat dijadikan sebagai alternatif pengajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains. Siswa yang memiliki keterbatasan dalam kinerja praktikum memungkinkan kelemahannya diatasi dengan metode yang ditawarkan. Penggunaan metode ini dapat menjadi variasi dalam pembelajaran agar lebih beragam dan tidak monoton. Penggunaan metode tutorial sebaiknya diiringi instruksi dari guru agar efektikitas pembelajaran meningkat. Kedua metode yang ditawarkan dapat dicoba untuk digabungkan dalam pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran lebih bervariasi dan menjauhkan kesan monoton pada pembelajaran.

3.    Saran untuk peneliti lain
Penelitian yang serumpun dengan penelitian ini dapat mencobanya dengan menggunakan sampel yang lebih banyak. Juga dapat dicoba dengan memberikan jenis instrumen yang lebih beragam, terutama untuk mengukur hasil KPS. Metode yang diberikan pun dapat dikemas menjadi format gabungan antara metode tutorial dan presentasi. Penulis juga merekomendasikan penelitian multimedia terhadap gaya belajar siswa.

Rabu, 10 November 2010

Role Play


Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Simulasi merupakan salah satu metode mengajar, dimana cara penyajian pengalaman belajar dilakukan dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan siswa terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat (Ditjen PMPTK, 2008).
(Ditjen PMPTK, 2008) Metode simulasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
a.       Melatih keterampilan tertentu baik yang bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari.
b.      Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.
c.       Melatih memecahkan masalah.
d.      Meningkatkan keaktifan belajar.
e.       Memberikan motivasi belajar pada siswa.
f.       Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok.
g.      Menumbuhkan daya kreatifitas siswa
h.      Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.
Penggunaan metode simulasi dalam pembelajaran memiliki kelebiahn, diantaranya:
a.       Dapat dijadikan bekal bagi siswa untuk menghadapi yang sebenarnya nanti.
b.      Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
c.       Dapat memupuk keberanian dan rasa percaya diri siswa.
d.      Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi social yang problematis.
e.       Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran.
Selain memiliki kelebihan dalam proses pembelajaran, metode simulasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
a.       Pengalaman yang diperoleh siswa tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
b.      Pengelolaan yang kurang baik dapat menyebabkan tujuan pembelajaran terabaikan.
c.       Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
Salah satu yang termasuk ke dalam simulasi adalah role play. Role playing atau bermain peran merupakan salah satu metode pembelajaran sebagai begian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, peristiwa actual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul di masa mendatang (Ditjen PMPTK, 2008).
Sintak dari model pembelajaran role play adalah guru menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. Menjelaskan kompetensi yang ingin di capai. Guru memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk memerankan skenario yang sudah dipersiapkan. Kelompok yang lain memerhatikan dan mengamati skenario yang sedang diperagakan. Setelah semua kelompok selesai pentas, setiap kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan lembar kerja untuk membahas (Suyatno, 2009).

Nah buat RPP Role Playnya Ntar y.... :D

Sabtu, 04 September 2010

Memori Immunologi

Terkadang timbul pertanyaan bahwa penyakit yang sama tidak akan menyerang untuk kedua kalinya, cacar misalnya. Akan tetapi ada juga penyakit yang sering menyerang manusia untuk kedua kalinya.

Pada umumnya kita memiliki sistem pertahanan tubuh untuk mencegah bibit penyakit yang sama menyerang keduda kalinya. sistem pertahanan tubuh manusia mampu mengenali bibit penyakit secara spesifik, hal tersebut lebih dikenal dengan memori immunologi. Perhatikan gambar berikut ....

Gambar 1. Grafik memori immunologi


Gambar tersebut menunjukan proses terjadinya infeksi bibit penyakit dan proses penanganan oleh sistem pertahanan tubuh (imun). ketika bibit penyakit tertentu (kita sebut bibit penyakit A) menyerang, maka akan terjadi respon imunitas yaitu respon primer. pada respon ini dihasilkan antibodi yang khusus untuk bibit penyakit A dan substansi  memori sistem imun. 

Lambat laun penyakit yang ditimbulkan dapat diatasi. jumlah antibodi pun akan menurun dikarenakan adanya limfosit T supressor. sedangkan substansi memori akan berada/ tersimpan dalam tubuh. oelh karena itu jika penyakit A kembali menyerang maka akan langsung dapat diatasi. Hal tersebut dapat dilihat dengan Respon pada hari ke 28. Respon yang diberikan meningkat tajam karena tidak melalui pengenalan terlebih dahulu.

Penyakit yang sama tidak akan menyerang untuk kedua kalinya. Tetapi banyak permasalahan seperti;
1. Mengapa penyakit flu sering menyerang, bukankah seharusnya telah terbentuk antibodi untuk virus flu tersebut?
2. ........................... cari sendiri deh masalahnya, :D

Rabu, 25 Agustus 2010

Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keterampilan Proses Sains (KPS)
1.    Pengertian KPS
Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Pendekatan dalam keterampilan proses dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan sikap, nilai serta keterampilan. Keterampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik menyadari, memahami dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik. Rangkaian bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan  (Rustaman et al  :2003).

2.    Jenis-jenis KPS
Tabel 2.1. Keterampilan Proses Sains dan Indikator-indikator Keterampilan Proses Sains.
Keterampilan Proses Sains
Indikator
Mengamati
(observasi)
a.     Menggunakan sebanyak mungkin indera
b.    Mengumpulkan atau menggunakan fakta yang relevan
Mengelompokan
(Klasifikasi)
a.    Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
b.    Mencari perbedaan dan persamaan
c.    Mengontraskan ciri-ciri
d.    Membandingkan
e.    Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
f.     Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
Menafsirkan
(Interpretasi)
a.    Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
b.    Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
c.    Menyimpulkan
Meramalkan
(Prediksi)
a.    Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
b.    Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
Mengajukan pertanyaan
a.    Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa
b.    Bertanya untuk meminta penjelasan
c.    Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis
Berhipotesis
a.    Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian
b.    Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dalam memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah
Merencanakan Percobaan/
penelitian
a.    Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
b.    Menentukan variabel atau faktor penentu.
c.    Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat
d.     Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja
Menggunakan alat/bahan
a.     Memakai alat dan bahan
b.    Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
c.     Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan
Menerapkan konsep
a.    Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
b.    Mengguanakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
Berkomunikasi
a.    Memerikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram
b.    Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
c.    Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
d.    Membaca grafik atau tabel diagram
e.    Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa
f.     Mengubah betuk penyajian
Melaksanakan percobaan/
eksperimentasi

(Sumber :Rustaman et al, 2003)

3.    Pengukuran KPS
Penilaian sering dipertukarkan pemakaiannya dengan assesment, tetapi landasan sebenarnya berbeda. Penilaian lebih ditekankan pada hasil belajar, sedangkan asessment terhadap hasil belajar dan proses belajar, berpihak pada yang di ases dan bertujuan untuk mengembangkan potensi individual yang di ases (Rustaman, et al: 2003).
Penilaian terhadap KPS dilakukan melalui pokok uji tertentu yang telah disusun. Pokok uji KPS memiliki karakteristik tertentu yang dapat dikelompokan kepada karakteristik umum dan khusus. Pokok Uji KPS sebagaimana yang dikemukakan Rustaman et al (2003), yaitu sebagai berikut:

a.    Karakteristik Umum
secara umum butitr soal ketrampilan proses sains akan dapat dibedakan dari pokok uji biasa untuk penguasaan konsep. Pokok uji tersebut meiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
1)   pokok uji KPS tidak boleh dibebani konsep.
2)   Kedua pokok uji KPS harus jelas dan mengandung satu jenis KPS saja, misalnya satu soal untuk mengukur keterampilan komunikasi saja.
3)   pokok uji KPS harus mengandung sejumlah informasi yang harus diolah responden atau siswa. Informasi dalam pokok uji KPS dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau objek asli.
4)   sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu.
b.     Karakteristik Khusus
Karakteristik pokok uji KPS dibahas secara khusus untuk membandingkan karakteristik pokok uji  KPS  satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya.
1)
Observasi       
:Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya
2)
Interpretasi
:harus menyajikan sejumlah data untuk   memperlihatkan pola.
3)
Klasifikasi
:harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan perbedaan atau kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan, atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk
4)
Prediksi
:harus jelas pola dan kecenderungan untuk dapat mengajukan dugaan atau ramalan.
5)
Berkomunikas
:harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk penyajian lainnya,
6)
Berhipotesis   
:dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih, mengandung cara kerja untuk menguji atau membuktikannya.
7)
Merencanakan percobaan
:Harus memberikan kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat dan bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan peubah (variabel), mengendaliakn peubah.
8)
Menerapkan Konsep           
:harus memuat konsep/prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebut nama konsepnya.
9)
Mengajukan pertanyaan
:harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil dan tidak biasa atau kontradiktif, sehingga responden atau siswa termotivasi untuk bertanya.

Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keterampilan Proses Sains (KPS)
1.    Pengertian KPS
Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi. Pendekatan dalam keterampilan proses dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan sikap, nilai serta keterampilan. Keterampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak didik menyadari, memahami dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik. Rangkaian bentuk kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan  (Rustaman et al  :2003).

2.    Jenis-jenis KPS
Tabel 2.1. Keterampilan Proses Sains dan Indikator-indikator Keterampilan Proses Sains.
Keterampilan Proses Sains
Indikator
Mengamati
(observasi)
a.     Menggunakan sebanyak mungkin indera
b.    Mengumpulkan atau menggunakan fakta yang relevan
Mengelompokan
(Klasifikasi)
a.    Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
b.    Mencari perbedaan dan persamaan
c.    Mengontraskan ciri-ciri
d.    Membandingkan
e.    Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
f.     Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
Menafsirkan
(Interpretasi)
a.    Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
b.    Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
c.    Menyimpulkan
Meramalkan
(Prediksi)
a.    Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
b.    Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
Mengajukan pertanyaan
a.    Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa
b.    Bertanya untuk meminta penjelasan
c.    Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis
Berhipotesis
a.    Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian
b.    Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dalam memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah
Merencanakan Percobaan/
penelitian
a.    Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan
b.    Menentukan variabel atau faktor penentu.
c.    Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat
d.     Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja
Menggunakan alat/bahan
a.     Memakai alat dan bahan
b.    Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan
c.     Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan
Menerapkan konsep
a.    Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
b.    Mengguanakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
Berkomunikasi
a.    Memerikan/menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram
b.    Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
c.    Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
d.    Membaca grafik atau tabel diagram
e.    Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa
f.     Mengubah betuk penyajian
Melaksanakan percobaan/
eksperimentasi

(Sumber :Rustaman et al, 2003)

3.    Pengukuran KPS
Penilaian sering dipertukarkan pemakaiannya dengan assesment, tetapi landasan sebenarnya berbeda. Penilaian lebih ditekankan pada hasil belajar, sedangkan asessment terhadap hasil belajar dan proses belajar, berpihak pada yang di ases dan bertujuan untuk mengembangkan potensi individual yang di ases (Rustaman, et al: 2003).
Penilaian terhadap KPS dilakukan melalui pokok uji tertentu yang telah disusun. Pokok uji KPS memiliki karakteristik tertentu yang dapat dikelompokan kepada karakteristik umum dan khusus. Pokok Uji KPS sebagaimana yang dikemukakan Rustaman et al (2003), yaitu sebagai berikut:

a.    Karakteristik Umum
secara umum butitr soal ketrampilan proses sains akan dapat dibedakan dari pokok uji biasa untuk penguasaan konsep. Pokok uji tersebut meiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
1)   pokok uji KPS tidak boleh dibebani konsep.
2)   Kedua pokok uji KPS harus jelas dan mengandung satu jenis KPS saja, misalnya satu soal untuk mengukur keterampilan komunikasi saja.
3)   pokok uji KPS harus mengandung sejumlah informasi yang harus diolah responden atau siswa. Informasi dalam pokok uji KPS dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau objek asli.
4)   sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu.
b.     Karakteristik Khusus
Karakteristik pokok uji KPS dibahas secara khusus untuk membandingkan karakteristik pokok uji  KPS  satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya.
1)
Observasi       
:Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya
2)
Interpretasi
:harus menyajikan sejumlah data untuk   memperlihatkan pola.
3)
Klasifikasi
:harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan perbedaan atau kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan, atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk
4)
Prediksi
:harus jelas pola dan kecenderungan untuk dapat mengajukan dugaan atau ramalan.
5)
Berkomunikas
:harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk penyajian lainnya,
6)
Berhipotesis   
:dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih, mengandung cara kerja untuk menguji atau membuktikannya.
7)
Merencanakan percobaan
:Harus memberikan kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat dan bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan peubah (variabel), mengendaliakn peubah.
8)
Menerapkan Konsep           
:harus memuat konsep/prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebut nama konsepnya.
9)
Mengajukan pertanyaan
:harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil dan tidak biasa atau kontradiktif, sehingga responden atau siswa termotivasi untuk bertanya.